Monday 12 January 2009

Kehamilan dan Autisme





Kehamilan & Autisme

Melahirkan bayi sehat adalah dambaan setiap ibu yang sedang hamil. Cemas sudah jamak sering menimpa ibu yang sedang hamil. Namun satu kecemasan yang seringkali menonjol sekarang ini apakah bayiku bakal lahir normal.

Pernah dengar anak autis? Pastinya semua ibu tak menghendaki anaknya menderita autis. Namun siapa yang mampu menolak kehadirannya. Apalagi sebelumnya orangtua pun tak tahu jika anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak penyandang autis.

Sampai saat ini orang meyakini bahwa autis disebabkan oleh faktor keturunan. Tapi ada juga yang berpendapat autis bisa terjadi karena selama hamil ibunya terpapar bahan kimia tertentu (mercury). Ada yang menduga akibat vaksinasi yang diberikan kepada si kecil saat masa petumbuhannya.

Namun semua itu masih menjadi misteri dan belum ada kepastian penelitian yang mendukung apa yang menjadi dugaan selama ini.

Pada tahun 1999 peneliti dari Universitas Florida menemukan dugaan keterkaitan antara autis dengan protein yang terdapat didalam susu. Meskipun ini juga belum terungkap benar.

Sejumlah penelitian lain pun belum berhasil mengungkap adanya kaitan masalah selama hamil dengan bayi autis. Satu-satunya faktor yang sering dituding menjadi penyebab bayi autis adalah Rubella atau virus lain selama ibu hamil.

Jika pasangan sudah pernah punya anak autis maka peluang bayinya autis meningkat sekitar 8%. Satu-satunya nasihat dokter yang rasanya klasik adalah wanita hamil sebaiknya menjalani hidup sehat dengan teratur dan kunjungan ke dokter juga harus teratur diimbangi dengan olahraga, vitamin prenatal dan tingkat aktivitas yang memadai.

Autis belum tentu disebabkan saat bayi berada dalam kan-dungan, namun dokter AS menyarankan ibu hamil membatasi konsumsi ikan tuna atau jenis ikan lain yang mungkin saja terpapar mercury. Bila memang mercury berdampak buruk pada kehamilan dan janin, bukan berarti menjadi penyebab autis, karena belum ada bukti konkrit mengenai hal ini.

Faktor genetika merupakan sebagian besar penyebab autis, namun pencemaran lingkungan dan paparan bahan kimia berbahaya juga berperan sebagai pemicu. Menurut neurolog anak Andrew Zimmerman, M.D rektor kepala bidang neurologi di John Hopkins University School of Medicine, bisa jadi ada hal lain yang bisa dideteksi saat janin masih di dalam rahim, itulah yang ingin diungkap tim riset.

Autis bukan penyakit fisik dan mental, tapi berkaitan dengan syndrome perilaku yang terjadi pada awal kehidupan yang disebut Autism Spectrum Disorders (ASD) dan lebih banyak menimpa anak laki-laki ketimbang anak perempuan.

“Autism penyebab utamanya genetik, tapi mestinya ada faktor lain yang ikut terlibat,” ujar Andrew yang juga ahli riset di the Kennedy Krieger Institute, Baltimore. Lingkungan juga mempengaruhi gen janin dan berdampak buruk pada perkembangan otak. Meski tak mudah menelusurinya, para ilmuwan memprediksi hasilnya akan berjalan lamban. “Jika riset autis ini permainan monopoli, maka kami sudah memulainya,” kata toxicologist Isaac Pessah, Ph.D., direktur pada the Children’s Center for Environmental Health and Disease Prevention di the University of California, Davis.

Karena otaknya seperti saling “terikat” satu sama lain, maka anak-anak autis sering bereaksi secara terus menerus terhadap sensasi suara atau sentuhan. Sebagian lainnya memiliki keterbatasan kemampuan berbahasa, bersosialisasi, berkomunikasi dan perhatian.

Beberapa ahli menduga, bayi terancam menderita autis justru pada awal trimester kehamilan.

Konsumsi obat untuk mengatasi morning sickness diduga sebagai biang keladi penyebab autis. Ibu hamil yang menelan obat antimual muntah di masa trimester pertama, terbukti 5% bayi yang lahir menjadi autis. Dokter lainnya menilai, kondisi stres berlebihan selama trimester pertama dapat mengakibatkan bayi menjadi autis.

Tudingan lain penyebab autis adalah hormon yang meningkat semasa prenatal, maksudnya, semakin besar hormon testosterone yang terkandung di dalam kan-dungan, akan semakin besar peluang bayi kelak menderita autis. Demikian menurut para ahli di the Centers for Disease Control and Prevention. by:YSM 9months/autism information center
.

4 comments:

lala said...

my grandmother had this :( it's so sad.

Anonymous said...

@ M.J : I'm sorry to hear that.
take care

budhe said...

Wah.. jadi serba salah yach.. makanlah banyak ikan tuna yg dipercaya banyak mengandung DHA baik untuk ibu hamil ..tapi klo' menjadikan autis karna kekhawatiran tercemar mercury..hmmmm

Sangat informatif .. nice post.. makasih ya Dok..

Anonymous said...

@ "Dan" pejuang budhe : selain ikan tuna masih cukup banyak pilihan lainnya.. dan yang dikhawatirkan mercury terdapat pada ikan jika lautnya memang tercemari.