Saturday 31 January 2009

UlangTahun 9Months yang Pertama

Tak terasa 9Months sudah setahun hadir ditengah-tengah khalayak pembaca. Sebagai Free Magazine, majalah ini sengaja kami launching dengan format kemasan mungil. Dengan demikian mudah dibawa kemanapun ibu hamil hendak membawanya. Bisa dibaca sambil menunggu dokter, di butik atau di salon saat menunggu pelayanan. Pas banget disimpan dalam tas yang kecil sekalipun

Majalah khusus kehamilan ini cocok untuk pasangan muda yang tengah menanti kehadiran si buah hati. Disajikan dengan bahasa yang mudah dicerna dan yang pasti bermanfaat.
Tersedia ruang Tanya Jawab dengan dokter Obgyn dan juga dengan dokter Spesialis Anak, seputar masalah kehamilan, kesehatan kandungan dan tumbuh kembang buah hati Anda.
Pastinya kami juga menghadirkan profil profesi dokter obgyn atau yang lainnya. Sisi lain dari seorang dokter obgyn yang menarik untuk ditampilkan.

Majalah kami bisa diperoleh di beberapa rumahsakit pilihan yang menjadi Pick Up Points di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Untuk luar Jakarta kami baru mampu melayani di wilayah Cibubur, Bogor, Tangerang. Pickup Points 9Months juga berada di Kawasan Niaga Terpadu SCBD Sudirman, Senayan City, Mall Kelapa Gading, Kemang Square, ITC Kuningan serta beberapa Maternity & Baby Shop.

Untuk Edisi Ulangtahun 9Months, tentunya kami menyajikan berbagai artikel yang pasti amat dinanti-nanti pembaca.
Bagi Anda yang berada di luar jangkauan kami, bisa berlangganan dengan dikenai ongkos kirim. Untuk berlangganan silakan kontak :
redaksi 9months : telpon 021.5209770; faks 021 5710076 atau via email santi


Read More..

Thursday 29 January 2009

our lovely doctor Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM



Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM

Berkah dari Tanah Suci

Boleh dibilang, perjalanan hidup Konsultan Tumbuh Kembang RS. OMC Pulomas, Jakarta, Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM penuh ‘warna’. Barangkali, karena kredibilitasnya sebagai dokter rehabilitas medik, namanya cukup dikenal oleh beberapa klinik tumbuh kembang.

Totalitas dan profesionalisme, kunci keberhasilan pria yang akrab dipanggil Syarief ini. Jauh sebelumnya, ada yang tidak yakin ia akan berhasil seperti sekarang. Kendati tahu bidang rehabilitas medik tidak sepopuler bidang medis lain, Syarief menganggap itu bukan soal. “Saya menyukai tantangan,” katanya singkat tapi pasti.

Setidaknya, 14 tahun belakangan, bidang itu memberi peluang bagi Syarief yang kini di daulat menjadi koordinator medis Haji ONH Plus Patuna rutin menyambangi rumah Allah. Lantas apa korelasi antara rehabilitas medik dengan kesehatan jamaah haji? Syarief punya jawabannya. “Saya berfikir kalau kesehatan haji tidak digarap secara benar, hanya sebatas menghafal doa saja. Dia (jamaah haji) akan lupa kalau ibadah haji adalah ibadah fisik.”

Oleh sebab itu, Syarief meyakini banyak sekali ilmu perihal rehabilitas medik yang bisa diterapkannya. Langkah itu pula yang mendorongnya untuk melakukan penelitian tentang kesehatan haji khususnya mengenai kaki lepes dalam desistarsinya beberapa waktu lalu.

Dalam tempo yang relative singkat ia bahkan berhasil melakukan penelitian terhadap 1920 responden sampai ke Saudi Arabia. Hingga terciptalah alas kaki (insol) yang rancang khusus untuk jamaah yang memiliki problem dengan kaki lepes. “Akhirnya saya ciptakan alas kaki khusus agar cara jalannya lebih efisien. Bahkan bisa menghemat 20% dari energi yang keluar,” ujar mantan bintang radio ini. Setahun ini sudah 1000 insol ia ciptakan, meski mengaku sempat kualaham menerima pesanan tapi ia bisa mengatasinya.

Tidak hanya itu, dari panelitian tersebut, Syarief berhasil mendapatkan nilai skor kelelahan jamaah haji. Paling tidak selama mendampingi jamaah haji, ia memperoleh empat mutiara. Pertama menciptakan cetakan kaki sesuai sidik tapak kaki, menciptakan insol untuk membantu orang-orang berkaki leper maupun kaki normal untuk melangkah lebih efisien, mendapatkan latihan kontinyu, dan yang ke empat mendapatkan skor kelehan jemaah haji.

“Senang penelitian yang cukup makan waktu akhirnya ada hasilnya. Karena penelitian menurut saya bukan hanya diteliti tapi bagaimana bisa di publish”. Ia berharap, apa yang dilakukannya bisa bermanfaat paling tidak untuk dirinya sendiri, keluarga dan syukur-syukur bisa bermanfaat untuk orang banyak. by zoel 9 months


Biodata :
Istri : dr. Trisepta. S
Anak : Larisa Sabrina, Risyad Hilmy. F., Setya Raisa. W.
Jabatan : Konsultan Tumbuh Kembang RS. OMC Pulomas, Jakarta, Ketua Program Studi Pendidikan dokter FKIK UIN, Jakarta, Konsultan Rehabilitasi Medik MKRI, Koordinator Medis Haji ONH Plus Patuna, Konsultan Rehabilitasi Medik RSPP & RS Amanda

Read More..

Wednesday 14 January 2009

Hand in hand xout cervical cancer


Hand in hand xout cervical cancer


hari/ tanggal : sabtu, 17 januari 2009
pukul : 09.00-13.00 wib
Tempat : wisma RNI lt.6 kuningan, jakarta
Pembicara : dr. H. Mukti Reksoprojo, Sp.OG
Moderator : dr.May Hizrani, MARS
Rumah sakit MMC

info/pendaftaran:
santi: 0818899990 / 021 5209770 Read More..

Monday 12 January 2009

Kapan Bayi Boleh Terbang?






Tak ada permasalahan bayi dan anak yang tak bisa dijawab. Dokter Kiki akan menjawab pertanyaan Anda tentang seputar kesehatan bayi dan anak. Kirim ke editor-9months@halohalo.co.id


T: Kapan Bayi Boleh Terbang?
Orang tua saya tinggal di Makassar dan mereka ingin saya dan cucu pertama me- reka berkunjung dan tinggal selama beberapa hari di sana. Amankah membawa bayi terbang dengan pesawat udara? Di usia berapa bayi boleh terbang?
Ziza - Jakarta

J: Pertanyaan ini sulit di jawab karena belum ada ketentuan pasti usia berapa anak aman terbang dengan pesawat. Bahkan American Academy of Pediatric (AAP) pun belum menentukan batas usia minimal yang aman untuk terbang dengan pesawat. Keadaan yang dikhawatirkan oleh AAP adalah keamanan bayi/anak saat take off, landing atau turbulensi. Beberapa laporan cedera pada anak saat landing, take off atau turbulensi sudah banyak dilaporkan. AAP menyarankan agar bayi/anak < class="fullpost"> sementara ini masih belum ada yang sepakat namun sebaiknya tidak membawa bayi kecil neonates (kurang dari 1 bulan) karena faktor suhu, belum sempurnanya fungsi fisik pada bayi neonatus. Read More..

Asap Rokok Rusak Otak Janin


Asap Rokok Rusak Otak Janin

Ditilik dari segi manapun, rokok berdampak buruk bagi kesehatan. Tak hanya bagi yang menghisapnya, tetapi juga bagi perokok pasif. Termasuk janin yang berada dalam kandungan Bunda.

Hasil penelitian terbaru Lisa M Gatzke-Kopp dan Theodore P Beauchaine dari Universitas Washington di Seattle, menunjukkan ibu hamil yang kerap terpapar asap rokok atau perokok pasif secara terus menerus, terancam melahirkan bayi dengan masalah psikologi. Jurnal Child Psychiatry and Human Development menulis, dalam asap rokok terdapat zat-zat yang merusak otak. “Zat tersebut menimbulkan sensasi tenang atau rileks (dopamine),” terang Lisa.



Bukan hanya itu, dari penelitian tersebut juga diuraikan anak-anak yang lahir dari wanita perokok berat maupun ibu yang terpapar asap rokok cenderung memiliki perilaku mengacau, agresif, sering terlibat masalah, dan melanggar aturan dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak merokok atau terpapar asap rokok. Bahkan tingkat kecerdasan cenderung rendah dan antisosial. Para ilmuwan meyakini, perilaku itu dikontrol oleh system dopamine otak.

Selain merusak otak, rokok juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan permanen pada pembuluh darah janin yang ada dalam kandungan serta meningkatnya resiko anak terserang penyakit kardiovaskuler. Dr. Cuno S. Uiterwaal dari University Medical Center Utrecht di Belanda menguraikan kondisi itu kemungkinan terjadi lantaran zat kimiawi dalam tembakau menembus plasenta, dan secara langsung merusak jantung serta sistem pembuluh darah janin di dalam kandung an yang sedang berkebang. “Parah- nya lagi bisa
mengakibatkan kerusakan jantung bersifat permanen,” tandasnya. by: ZOEL 9months
Read More..

TV Hambat Perkembangan Balita

TV Hambat
Perkembangan Balita


Menonton televisi atau mainan elektronik dengan layar yang memancarkan sinar biru dapat mengganggu kesehatan mata balita. Paparan sinar dengan panjang gelombang cahaya 400-500 nm berpotensi memicu terbentuknya radikal bebas dan menimbulkan luka fotokimia pada retina anak. “lensa mata balita masih sangat peka dan belum mampu menyaring bahaya sinar biru,” ungkap neurolog RSCM Dr. Hardiono Pusponegoro, Sp.A.(K) dalam Media Edukasi Modalitas Visual Optimalisasi Kecerdasan Anak, baru-baru ini di Jakarta.

Paparan sinar yang cukup lama
bisa merusak mata. Padahal, mata adalah modal anak untuk tumbuh dan berkembang. Jika terganggu, maka akan menghambat perkembangannya kelak. Hardiono mengutip sebuah penelitian, yang menunjukkan bahwa anak usia di bawah lima tahun yang menonton televisi 2 jam sehari, setelah usianya beranjak 6-7 tahun mengalami penurunan kemampuan membaca serta penurunan daya ingat (memori), membaca komprehensif, serta penurunan memori. “Selain itu, otak kehilangan stimulasi, kurang aktif bersosialisasi serta kehilangan tahapan perkembangan yang baik,” tandasnya. by: ZOEL 9months
Read More..

Kehamilan dan Autisme





Kehamilan & Autisme

Melahirkan bayi sehat adalah dambaan setiap ibu yang sedang hamil. Cemas sudah jamak sering menimpa ibu yang sedang hamil. Namun satu kecemasan yang seringkali menonjol sekarang ini apakah bayiku bakal lahir normal.

Pernah dengar anak autis? Pastinya semua ibu tak menghendaki anaknya menderita autis. Namun siapa yang mampu menolak kehadirannya. Apalagi sebelumnya orangtua pun tak tahu jika anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak penyandang autis.

Sampai saat ini orang meyakini bahwa autis disebabkan oleh faktor keturunan. Tapi ada juga yang berpendapat autis bisa terjadi karena selama hamil ibunya terpapar bahan kimia tertentu (mercury). Ada yang menduga akibat vaksinasi yang diberikan kepada si kecil saat masa petumbuhannya.

Namun semua itu masih menjadi misteri dan belum ada kepastian penelitian yang mendukung apa yang menjadi dugaan selama ini.

Pada tahun 1999 peneliti dari Universitas Florida menemukan dugaan keterkaitan antara autis dengan protein yang terdapat didalam susu. Meskipun ini juga belum terungkap benar.

Sejumlah penelitian lain pun belum berhasil mengungkap adanya kaitan masalah selama hamil dengan bayi autis. Satu-satunya faktor yang sering dituding menjadi penyebab bayi autis adalah Rubella atau virus lain selama ibu hamil.

Jika pasangan sudah pernah punya anak autis maka peluang bayinya autis meningkat sekitar 8%. Satu-satunya nasihat dokter yang rasanya klasik adalah wanita hamil sebaiknya menjalani hidup sehat dengan teratur dan kunjungan ke dokter juga harus teratur diimbangi dengan olahraga, vitamin prenatal dan tingkat aktivitas yang memadai.

Autis belum tentu disebabkan saat bayi berada dalam kan-dungan, namun dokter AS menyarankan ibu hamil membatasi konsumsi ikan tuna atau jenis ikan lain yang mungkin saja terpapar mercury. Bila memang mercury berdampak buruk pada kehamilan dan janin, bukan berarti menjadi penyebab autis, karena belum ada bukti konkrit mengenai hal ini.

Faktor genetika merupakan sebagian besar penyebab autis, namun pencemaran lingkungan dan paparan bahan kimia berbahaya juga berperan sebagai pemicu. Menurut neurolog anak Andrew Zimmerman, M.D rektor kepala bidang neurologi di John Hopkins University School of Medicine, bisa jadi ada hal lain yang bisa dideteksi saat janin masih di dalam rahim, itulah yang ingin diungkap tim riset.

Autis bukan penyakit fisik dan mental, tapi berkaitan dengan syndrome perilaku yang terjadi pada awal kehidupan yang disebut Autism Spectrum Disorders (ASD) dan lebih banyak menimpa anak laki-laki ketimbang anak perempuan.

“Autism penyebab utamanya genetik, tapi mestinya ada faktor lain yang ikut terlibat,” ujar Andrew yang juga ahli riset di the Kennedy Krieger Institute, Baltimore. Lingkungan juga mempengaruhi gen janin dan berdampak buruk pada perkembangan otak. Meski tak mudah menelusurinya, para ilmuwan memprediksi hasilnya akan berjalan lamban. “Jika riset autis ini permainan monopoli, maka kami sudah memulainya,” kata toxicologist Isaac Pessah, Ph.D., direktur pada the Children’s Center for Environmental Health and Disease Prevention di the University of California, Davis.

Karena otaknya seperti saling “terikat” satu sama lain, maka anak-anak autis sering bereaksi secara terus menerus terhadap sensasi suara atau sentuhan. Sebagian lainnya memiliki keterbatasan kemampuan berbahasa, bersosialisasi, berkomunikasi dan perhatian.

Beberapa ahli menduga, bayi terancam menderita autis justru pada awal trimester kehamilan.

Konsumsi obat untuk mengatasi morning sickness diduga sebagai biang keladi penyebab autis. Ibu hamil yang menelan obat antimual muntah di masa trimester pertama, terbukti 5% bayi yang lahir menjadi autis. Dokter lainnya menilai, kondisi stres berlebihan selama trimester pertama dapat mengakibatkan bayi menjadi autis.

Tudingan lain penyebab autis adalah hormon yang meningkat semasa prenatal, maksudnya, semakin besar hormon testosterone yang terkandung di dalam kan-dungan, akan semakin besar peluang bayi kelak menderita autis. Demikian menurut para ahli di the Centers for Disease Control and Prevention. by:YSM 9months/autism information center
. Read More..

Tuesday 6 January 2009

Melahirkan di Tangan Bidan, Oke kah?


Melahirkan di Tangan Bidan,
Oke
kah?

Bidan memiliki makna lebih bagi masyarakat pedesaan, yakni sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak. Begitu pula halnya dengan masyarakat kota. Sebuah sumber mencatat, 90 persen kelahiran di kota-kota besar banyak ditangani bidan ketimbang dokter kandungan.


Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin atau tepatnya saat awal kehamilan dimana ibu sudah tidak mendapatkan haid dan tes urin sudah menunjukkan positif. Pemeriksaaan wala ini dilakukan untuk melihat kantung kehamilan (GS/gestational sac) apakah berada di dalam atau di luar dari kandungan, juga untuk melihat apakah kantung kehamilan berkembang dan berisi janin atau kosong tanpa janin, sebaiknya dilakukan pemeriksaan USG (ultrasonografi) oleh dokter kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan awal (early pregnancy)


Pada saat trimester kedua (3 bulan kedua) sebaiknya dilakukan pemeriksaan USG yang kedua untuk mengetahui kondisi janin baik perkembangan janin maupun kelainan bawaan janin, juga letak plasenta (ari-ari) dan jumlah air ketuban. Pemeriksaan USG kembali dilakukan diusia kehamilan trimester ketiga saat memasuki usia janin cukup bulan (aterm) untuk melihat kondisi janin sebelum dilahirkan.


Dari serangkaian pemeriksaan ini sudah dapat direncanakan tindakan medis yang akan dilakukan saat persalinan, apakah persalinan dapat diselesaikan secara pervaginam atau dengan tindakan intervensi (operasi), apakah proses persalinan bisa dilakukan oleh bidan, atau bidan dengan pengawasan dokter kandungan di rumah sakit atau langsung dilakukan operasi.


Untuk menciptakan suatu kondisi yang menyejukan dan menentramkan hati ibu hamil melewati masa kehamilan, baik bidan ataupun dokter spesialis kandungan dituntut untuk bisa menjalin keakraban. Untuk itulah motto dari Aspek Sayang Ibu harus diterapkan, dimana ibu dalam menjalani suatu kehamilan atau persalinan tidak merasa sendirian. Paling tidak, semua disiapkan baik bimbingan dari suami, keluarga, bidan maupun dokter kandungan.


Pada dasarnya, Menurut dr. Daniel D. Liyadi, Sp.OG dari RS. Puri Mandiri Kedoya, selama kondisi kehamilan dalam keadaan aman, pemeriksaan rutin hingga proses melahirkan dapat dilakukan oleh bidan. Karena, pada dasarnya setiap bidan telah memiliki prosedur standar perihal cara pemeriksaaan. Namun, tidak semua persalinan bisa ditangani bidan. Bidan umumnya hanya mampu menangani persalinan normal dimana proses persalinan dengan presentasi anak di jalan lahir adalah presentasi belakang kepala.


”Bidan dapat menolong suatu proses persalinan tanpa didampingi dokter kandungan asalkan proses persalinannya berlangsung dengan normal, pemantauannya tidak melewati partograf, keterampilan penolong yang baik. Dan tahu kapan waktu yang tepat untuk merujuk pasien,” katanya. Biasanya peranan dokter spesialis kandungan dibutuhkan saat ibu hamil melakukan pemeriksaan tambahan semisal ultrasonografi (USG).


USG biasanya digunakan seorang dokter spesiali kandungan untuk memantau keadaan janin di dalam kandungan. ”Baik posisi janin itu sendiri ataupun jika ditemukan adanya kelainan dari perkembangan janin, juga letak dari plasenta (ari-ari) dan jumlah air ketuban (cukup,kurang atau berlebihan), yang dengan pemeriksaan luar belum mencakupi hal ini. Peranan dokter spesialis kandungan sangat memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan tambahan ini,” urainya.


Dalam memilih bidan, Andapun patut cermat. Seorang bidan yang akan memberikan pelayanan persalinan diharapkan sudah mengikuti pelatihan APN (asuhan persalinan normal) yang diadakan oleh Divisi Fetomartenal POGI yang mana pelatihan ini adalah standarisasi dari semua tindakan untuk menolong suatu proses persalinan, sehingga proses persalinan ini bisa berjalan dengan aman,lancar tanpa masalah dikemudian hari. by: zoel 9 months Read More..